Langsung ke konten utama

Mengenang Kejayaan AC Milan era 1990-2000an

Assalamualaikum wr wb.
Selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam. Silahkan anda menentukan sesuai kapan anda membaca tulisan ini.
Logo AC Milan
Source: https://id.m.wikipedia.org/wiki/A.C._Milan

Kali ini saya akan bahas tentang sepakbola. Salah satu cabang olahraga paling populer di dunia yang memiliki jutaan penggemar termasuk di Indonesia. Pada era sakarang, mungkin jarang orang tahu tentang AC Milan atau lebih akrab disebut Milan. Mungkin mereka cuma tahu kalau Milan adalah klub peraih titel Liga Champions terbanyak kedua setelah Real Madrid. Saat ini Milan memang sedang menjalani tidur panjang, namun sebagai fans Milan saya akan tetap mendukung disaat apapun. Masa kejayaan yang saya tulis disini sejak tahun 2000an dimana saya baru mengenal sepakbola. Sebagai anak yang lahir di tahun 1990an hampir pasti tim idolanya adalah dari Serie A Italia seperti AC Milan, Juventus, Internazionale, AS Roma, SS Lazio, AC Fiorentina atau AC Parma. Dan ada satu alasan yang membuat saya mendukung Milan adalah il Capitano Paolo Maldini. 
(Paolo Maldini, Kapten AC Milan 1997-2009) Source: https://www.google.com/amp/s/sport.tempo.co/amp/1210592/tawari-posi-direktur-olahraga-milan-tunggu-jawaban-paolo-maldini

Cerita bermula saat pertandingan semifinal Euro 2000 antara Italia vs Belanda. Saat itu pertandingan berjalan sangat seru dimana salah satu bek Italia, Gianluca Zambrotta terkena kartu merah. Itu merupakan sebuah bencana apabila melawan tim sekaliber Belanda yang kala itu masih diperkuat pemain top seperti Patrick Kluivert, Clarence Seedorf, Edgar Davids, Phillip Cocu, kiper Edwin van Der Sar serta penyerang legendaris Arsenal Dennis Bergkamp. Tapi apa yang terjadi? Italia berhasil mengalahkan Belanda lewat drama adu pinalti setelah 120 menit menahan serbuan Belanda dan skor tetap 0-0. Yang menjadi sorotan kala itu adalah kekuatan mental tim Italia yang dipimpin kapten Paolo Maldini untuk menggalang pertahanan Italia. Maldini memang memiliki pengaruh yang kuat. Sejak keluarnya Zambrotta, Maldini yang awalnya adalah bek kiri beralih menjadi bek tengah bersama Fabio Cannavaro dan Alessandro Nesta, tandem sejatinya saat di AC Milan. Trio Maldini, Nesta dan Cannavaro sukses membuat Kluivert dkk mati kutu karena gagal menembus bek tangguh Italia. Bahkan Belanda sempat mendapat 2x hadiah penalti. Kapten Frank de Boer dan Kluivert yang menjadi algojo saat itu sama-sama gagal menaklukan kiper Fransesco Toldo yang tampil gemilang. Sayangnya Italia harus kalah dramatis dari Perancis di partai puncak lewat golden goal David Trezeguet meski sempat unggul lebih dulu melalui gol Marco Delvecchio. Dan setelah insiden Italia vs Korea Selatan di Piala Dunia 2002, kapten Paolo Maldini memutuskan pensiun dari timnas. Sebuah keputusan yang sangat disayangkan karena di tahun berikutnya Maldini suskes mengantar AC Milan menjuarai Liga Champions 2003. Rakyat Italia juga berharap Sang Kapten kembali memimpin Italia di Euro 2004 namun Maldini lebih memilih untuk memberi kesempatan kepada para pemain muda. Memang usia Maldini saat Piala Dunia 2002 sudah cukup tua yakni 34 tahun. Ironisnya, Italia berhasil menjuarai Piala Dunia edisi berikutnya di tahun 2006.
(Starting Eleven AC Milan di Final Liga Champions 2003. Atas:  Paolo Maldini, Nelson Dida, Andriy Shevchenko, Kakha Kaladze, Clarence Seedorf dan Alessandro Nesta. Bawah: Filippo Inzaghi, Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo, Alessandro Costacurta dan Manuel Rui Costa). Source: Source: https://ric4rdfootballstore.weebly.com/store/p1/AC_MILAN_UEFA_CHAMPIONS_LEAGUE_2003_FINAL_Player_Issue_Jersey_%2Aw%2FTags%2A.html

Sejak peristiwa itu saya mulai mendukung AC Milan hingga saat ini. Apalagi setelah Alessandro Nesta hengkang dari Lazio dan bergabung dengan Milan semakin membuat kekuatan tim yang bermarkas di San Siro itu bertambah. Dan pada tahun 2003, Milan berhasil meraih juara Liga Champions 2003 setelah final menaklukkan Juventus di Old Trafford, Manchester lewat adu penalti setelah bermain imbnag 0-0. Hebatnya, saat itu Milan memboyong striker haus gol dan spesialis penangkal jebakan offside, Filippo Inzaghi setelah dibuang Juventus sekaligus pembuktian kepada mantan timnya. Deretan pemain hebat Milan saat itu adalah kiper Nelson Dida, kuartet bek Nesta, Alessandro Costacurta, Maldini dan Kakha Kaladze. Di lini tengah ada trio Seedorf, Gennaro Gattuso dan sang maestro Andrea Pirlo. Posisi trequartista ada Rui Costa serta duo penyerang Andriy Shevchenko dan Pippo Inzaghi. Di tahun yang sama Milan juga merekrut satu-satunya pemain terakhir yang mampu mengungguli Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dan juga idola saya setelah Maldini yaitu Ricardo Kaka. Pemain Brazil ini bahkan mampu mengirim playmaker andalan Rui Costa ke bangku cadangan. Kombinasi permainan Milan saat itu sangat komplit. Duet Sheva-Inzaghi ditopang oleh Kaka dibelakangnya, Seedorf yang sering menjadi pembeda dengan aksi-aksinya, Gattuso yang garang setiap kali ada pemain lawan mendekati pertahanan dan Pirlo yang mampu memainkan peran sebagai Deep Lying Playmaker dengan sempurna. Urusan pertahanan semakin kokoh sejak hadirnya Jaap Stam yang berduet dengan Nesta dan fullback lincah Marcos Cafu dan tentu saja sang kapten Maldini plus Dida sebagai palang pintu terakhir yang tangguh. Pemain pelapis Milan ketika itu juga memiliki skill nyaris sama dengan pemain inti seperti striker Hernan Crespo, Alberto Gilardino dan John Dahl Tomasson. Di sektor tengah juga masih ada Massimo Ambrosini, Johann Vogel, Rui Costa, Christian Brocchi, Demetrio Albertini, Leonardo, Rivaldo, Fernando Redondo dan pemain serba bisa asal Brazil Serginho. Di lini belakang masih ada Cosmin Contra, Luca Antonelli, Martin Laursen, Daniele Bonera, Francesco Coco, Giuseppe Favalli, Dario Simic, Giuseppe Pancaro, Roque Junior, Marek Jankulovski dan Massimo Oddo serta kiper pelapis Dida, Christian Abbiati, Zeljko Kalac dan kiper veteran Sebastiano Rossi.
(Starting Eleven AC Milan Final Liga Champions 2005. Atas: Paolo Maldini, Nelson Dida, Andriy Shevchenko, Jaap Stam, Alessandro Nesta dan Clarence Seedorf. Bawah: Ricardo Kaka, Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, Hernan Crespo dan Marcos Cafu)
Source: https://sport.detik.com/sepakbola/uefa/d-5000616/ancelotti-tim-terbaik-milan-ada-di-final-istanbul-2005

Dengan komposisi pemain ini Milan masih mendominasi di Italia maupun Eropa setidaknya sampai awal tahun 2010an. Jangan lupakan juga peristiwa 'The Miracle of Istanbul' pada tahun 2005 yang hingga saat ini dianggap kekalahan paling memalukan Milan dari Liverpool pada final Liga Champions 2005 setelah tahun sebelumnya Milan juga dikalahkan Deportivo La Coruna pada perempat final Liga Champions 2004. Kekalahan dari Liverpool di tahun 2005 merupakan kekalahan paling dramatis dan masuk kategori final terbaik (WTF!!?). Di pertandingan itu Milan bahkan sempat umggul 3-0 di babak pertama lewat gol Maldini dan sepasang gol Hernan Crespo. Namun karena kecerobohan seolah tak belajar dari kekalahan saat melawan Deportivo, Liverpool berhasil menyamakan skor berkat gol Xabi Alonso, Vladimir Smicer dan Steven Gerrard di paruh kedua dan akhirnya Liverpool berhasil juara setelah memaksakan pertandingan ke drama adu penalti. Namun harus diakui permainan Liverpool saat itu memang luar biasa serta pengaruh kapten Steven Gerrard yang membuat pemain Liverpool tampil bagus. Termasuk upaya Alonso dan Dietmar Hamann yang mampu mematikan pergerakan 2 gelandang kreatif Milan, Pirlo dan Kaka sepanjang paruh kedua. Sheva yang menjadi pahlawan Milan saat Liga Champions 2003 menjadi pecundang karena gagal menaklukkan Jerzy Dudek.
Pada tahun 2006, setelah gagal bersaing dengan Juventus di Serie A, Milan juga dijegal Barcelona saat semifinal Liga Champions 2006. Barcelona yang kala itu diperkuat pemain bintang Ronaldinho membuat pemain bertahan Milan kocar kacir. Pemain paling keras di Milan seperti Gattuso dan Stam ditaklukan Ronaldinho dan secara mengejutkan mampu menumbangkan Milan di San Siro. Gol tunggal Barcelona saat itu dicetak Ludovic Giuly setelah menerima assist Ronaldinho yang sebelumnya bisa mengatasi sergapan Gattuso.
(Starting Eleven AC Milan di Final Liga Champions 2007. Atas: Paolo Maldini, Nelson Dida, Massimo Oddo, Alessandro Nesta, Massimo Ambrosini dan Clarence Seedorf. Bawah: Filippo Inzaghi, Riccardo Kaka, Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo dan Marek Jankulovski). Source: https://www.90min.com/posts/5959227-starting-xi-ac-milan-di-final-ucl-2007-dan-nasib-mereka-kini

Pada awal musim 2006-07, Milan dihantam skandal pengaturan skor atau Calciopoli sehingga harus mengawali liga dengan minus 8 poin. Ditambah hengkangnya Sheva ke Chelsea menurut saya menjadi awal kekacauan internal Milan hingga sekarang. Meskipun begitu Milan masih berhasil finish di peringkat 4 Serie A dan sukses meraih titel ke 7 Liga Champions. Partai final yang dilaksanakan di Athena, Yunani saat itu menjadi ajang balas dendam Milan atas kekalahan pahit dari Liverpool di final Liga Champions 2005. 2 gol Inzaghi yang absen di final tahun 2005 mengunci kemenangan Milan 2-1 Liverpool. Bahkan 2 gol Inzaghi juga terbilang unik dimana gol pertama dicetak dari hasil Inzaghi mebelokkan bola freekick Pirlo. Pepe Reina yang terlanjur salah antisipasi membuat bola masuk ke gawang Liverpool. Gol kedua Inzaghi terjadi karena kesalahan pemain bertahan Liverpool yang membiarkan Inzaghi lepas dari jebakan offside untuk menerima true pass cantik dari Kaka. Jamie Charrager, bek Liverpool saat itu berkata, "Gol kedua Milan terjadi karena aku terlalu lelah mengamati pergerakan Inzaghi." Sebagai tambahan, Nesta pernah berkata jika Inzaghi adalah striker paling sulit dikawal saat masih membela Lazio. Setelah final salah satu kalimat paling berkesan dari Inzaghi adalah, "Aku bermimpi mencetak 2 gol di final. Ini adalah pertandingan yang tidak terlupakan dan 2 gol ini berbicara dengan sedirinya." Well mungkin saat final tahun 2005 Inzaghi ikut bermain mungkin ceritanya akan lain hahaha. Di tahun yang sama Milan juga sukses merebut UEFA Super Cup setelah mengalahkan Sevilla 3-1 melalui gol Jankulovski, Kaka dan tentu saja Inzaghi. Gol tunggal Sevilla kala itu dicetak oleh Renato. Dan di akhir tahun Milan berhasil melengkapi titelnya dengan meraih FIFA Club World Cup dengan menumbangkan wakil Argentina Boca Juniors 4-2 di final. 2 gol Milan lagi-lagi diborong oleh striker Pippo Inzaghi dan 2 gol lainnya dicetak oleh Kaka dan Nesta. Dan pada tahun 2009, sang pemain terbaik Ricardo Kaka resmi meningalkan Milan menuju Real Madrid. Meskipun penjualan Kaka ke Real Madrid dikarenakan Milan sedang butuh uang, tetap saja keputusan itu sangat mengejutkan karena Kaka adalah pemain yang sudah menjadi icon Milan setelah Il Capitano Paolo Maldini pensiun.
Setelah itu prestasi Milan cenderung menurun meski sempat memiliki pemain hebat dalam beberapa tahun seperti Emerson, Riccardo Montolivo (sempat disebut sebagai the next Andrea Pirlo), Antonio Nocerino, Mathieu Flamini, Andrea Poli, Riccardo Saponara, Mark van Bommel, Cristian Zapata, Phillipe Mexes, Kevin Prince Boateng, Urby Emmanuelson, Antonio Cassano, Mario Yepes, Ignazio Abate, Thiago Silva, Mattia de Sciglio (sempat disebut sebagai the next Paolo Maldini), Zlatan Ibrahimovic, Robinho hingga Ronaldinho.
(Starting Eleven AC Milan Serie A 2010/11. Atas: Ronaldinho de Assis, Christian Abbiati, Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva dan Alessandro Nesta. Bawah: Kevin Prince Boateng, Gianluca Zambrotta, Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, Alexandre Pato dan Ignazio Abate. Source: https://www.obiettivo-milan.it/440045737

Dengan skuad ini Milan berhasil menghentikan dominasi Inter Milan setelah meraih scudetto pada tahun 2011. Namun setelahnya Milan perlahan mulai merosot dan Juventus kembali mendominasi Serie A setelah promosi di tahun 2007. Penjualan Thiago Silva yang saat itu dalam masa keemasan ke PSG dan hengkangnya Pirlo secara free transfer ke Juventus merupakan hal yang menurut saya paling disayangkan. Ironisya Pirlo justru berhasil mengantar Juventus meraih scudetto ditahun berikutnya. Kemunculan para penyerang baru seperti Alexandre Pato, Giampaolo Pazzini, Stephan El Sharaawy, Mario Balotelli, Keisuke Honda, Jeremy Menez, Alessio Cerci, M'Baye Niang, Gerard Deulefeu hingga Carlos Bacca tak banyak mengubah keadaan. Permainan Kaka dan Shevchenko yang sempat pulang ke Milan juga sudah tidak sama seperti sebelumnya. Bahkan pemain yang kerap disebut wonderkid seperti Hachim Mastour dan Manuel Locatelli juga tidak memiliki karir yang bagus. 
(Filippo Inzaghi, striker AC Milan 2001-2012). Source: Source: https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/olahraga/2014/05/140527_inzaghi_milan.amp


Memang harus diakui sejak pensiunnya Pippo Inzaghi, belum pernah ada pemain yang mampu menjadi goal getter Milan hingga sekarang. Bahkan sudah banyak pemain hebat yang bergabung dan mewarisi jersey nomor 9 Inzaghi namun selalu tampil melempem di Milan. Para pemain itu adalah Alessandro Matri, Fernando Torres, Mattia Destro, Gianluca Lapadula, Luiz Adriano, Andre Silva, Gonzalo Higuain dan terakhir Kryztov Piatek. Alexandre Pato sebelumnya mewarisi jersey nomor 7 milik Sheva dan bermain bagus sebelum akhirya berganti nomor 9 dan seolah terkena kutukan sebagai pewaris Inzaghi. Hal serupa juga dialami Piatek yg sempat tampil memukau dan mencetak gol demi gol saat mengenakan jersey nomor 19. Namun musim berikutnya tampil buruk saat memakai nomor 9. Sang pewaris jersey nomor 3 milik Maldini, Christian Maldini juga tak kunjung bersinar sampai harus dilempar ke klub Serie D. Untungnya masih ada pewaris yang kedua dalam diri Daniel Maldini yang sudah melakukan debut di awal 2020. Jika dinasti Maldini selama ini identik dengan pemain belakang yang bertugas menjaga pertahanan, Daniel Maldini justru berposisi striker yang merusak pertahanan. Semoga saja Daniel bisa membawa Milan menuju kejayaan seperti ayahnya. Walaupun sebenarnya Daniel sendiri memikul tugas berat karena tidak mudah menjadi pemain Milan dengan nama Maldini dibelakang jerseynya. Akhirnya Daniel lebih memilih jersey nomor 98 karena belum siap mewarisi jersey nomor 3 milik dinasti Maldini.
Awal musim 2020 memang tidak dilalui Milan degan baik. Dengan skuad utama yang terdiri dari kiper Gianluigi Donnarumma yang disebut sebagai the next Gigi Buffon. Bek dan kapten Alessio Romagnoli, Theo Hernandez, Davide Calabria dan Simon Kjaer. Gelandang Giacomo Bonaventura, Lucas Paqueta (kini disebut sebagai the next Ricky Kaka), Hakan Callhanoglu dan Franck Kessie. Serta penyerang Maldini, Samuel Castillejo, Ante Rebic dan Lord Zlatan Ibrahimovic yang telah kembali masih membuat saya berharap Milan akan berbicara banyak di kompetisi Serie A maupun Eropa.
(Starting Eleven Italia di Piala Dunia 2006. Atas: Gianluigi Buffon, Marco Materazzi, Luca Toni, Fabio Grosso dan Francesco Totti. Bawah: Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo, Mauro Camoranesi, Fabio Cannavaro,  Gianluca Zambrotta dan Simone Perotta)
Source: gettyimges.co.uk

Untuk saat ini Milan sering dianggap tinggal sejarah. Mirip dengan yang dialami Manchester United kala pelatih hebat Sir Alex Ferguson pensiun. Bukan cuma Milan, timnas Italia pun juga ikut terbenam setelah terakhir kali menjadi juara Piala Dunia 2006. Bahkan di Piala Dunia 2018 lalu Italia juga gagal lolos. Untuk diingat, skuad Italia kala mejuarai Piala Dunia 2006 lalu diperkuat 5 orang yang berstatus pemain Milan yaitu Nesta, Inzaghi, Gilardino, Pirlo dan Gattuso. 2 nama terakhir merupakan pemain kunci Italia bersama Kiper Gianluigi Buffon, kapten Fabio Cannavaro, Fransesco Totti dan Alessandro Del Piero. Para pemain yang sulit dicari penggantinya hingga kini.
Saya tetap berharap AC Milan dan timnas Italia bisa kembali tampil memukau seperti era 1990an sampai awal 2000an. Saat ini rating Serie A bisa sedikit naik setelah Cristiano Ronaldo bergabung ke Juventus. Namun saya tetap berharap Serie A bisa menjadi liga elit bukan karena Ronaldo, tetapi karena mampu menghasilkan pemain hebat khususnya para pemain belakang seperti era Franco Baresi, Maldini, Nesta, Cannavaro, Zambrotta, Cristian Panucci, Marco Materazzi hingga generasi yang terakhir yakni trio Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini. Atau para pemain nomor 10 atau disebut trequartista di Italia, seperti Kaka, Leonardo, Rui Costa, Boateng,  Totti, Zinedine Zidane, Pavel Nedved, Del Piero, Sebastian Giovinco, Alvaro Recoba, Luis Figo atau Dejan Stankovic. Dulu anak-anak lebih sering mengidolakan seorang bek atau trequartista daripada seorang pemain sayap sebelum era Messi dan Ronaldo. Bahkan para striker lokal haus gol Serie A saat ini semacam Ciro Immobile dan Andrea Belotti serta pemain lain yang cukup menonjol seperti Frederico Bernardeschi juga masih dibawah bayang-bayang sang megabintang Ronaldo.
Meski tanda-tanda AC Milan akan bangkit belum terlihat, saya akan selalu menjadi Milanisti dan tidak akan tergoda untuk menjadi karbitan dengan mendukung tim lain yang selalu ingin juara (sebut saja PSG atau Manchester City). Memang saya akui sebuah tim akan terlihat sangat keren saat mengangkat trofi. Tapi lebih keren lagi jika tim tersebut berjuang dari bawah melalui proses panjang tanpa suntikan dana yang bisa mewujudkan apa saja. Forza Milan!!
Wasaalamualaikum wr wb.
Selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Itachi Uchiha dan Severus Snape, Mirip Tapi Beda Universe

Assalamualaikum wr wb. Selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam. Silahkan anda menentukan kapan membaca tulisan ini. Itachi Uchiha dan Severus Snape merupakan tokoh cerita Naruto karya Mashashi Kishimoto dan Harry Potter karya JK Rowling. Keduanya memiliki sifat dan nasib yang mirip dari universe yang berbeda. Mungkin sebagian besar banyak yang tahu keduanya. soure: https://www.greenscene.co.id/ Itachi Uchiha merupakan karakter dalam manga Naruto yang dikenal sebagai ninja yang menghabisi semua klan Uchiha. Semua fans Naruto awalnya mengira bahwa Itachi adalah ninja yang kejam,  bertatapan dingin, mengerikan dan sangat kuat. Salah satu anggota Legendary Sannin yaitu Orochimru sampai dibuat tak berdaya dihadapannya. Kapten tim 7 yang juga mantan anggota Anbu sekaligus guru Naruto, Kakashi Hatake sampai dikirim ke rumah sakit setelah terkena Tsukuyomi Itachi (info: Tsukuyomi adalah jurus milik Mata Mangekyo Sharingan Itachi yang membuat siapa saja terjebak dalam ganjut

Track Record Gunung Arjuno 2014

Assalamualaikum wr wb. Selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam. Silahkan anda menentukan sesuai kapan anda membaca tulisan ini. Jadi pada kesempatan kali ini, saya akan share perjalanan saya saat melakukan pendakian Gunung Arjuno tahun 2014. Okay check this out !!! INTRO Gunung Arjuno adalah salah satu gunung tertinggi di Jawa Timur (3339 mdpl) setelah Gunung Semeru (3676 mdpl) dan menjadi salah satu gunung favorit untuk pendakian. Menurut orang-orang di kampung saya, Gunung Arjuno adalah gunung yang 'tidur' dan akan 'bangun' saat hari kiamat nanti (serem guys). Karena menurut mereka aktivitas vulkanik Gunung Arjuno saat ini sebagian besar tertahan oleh batu yang yang membatasi Gunung Arjuno dengan Gunung Welirang. Ketika batu penahan itu hancur suatu hari nanti, maka Gunung Arjuno akan terbangun dari tidurnya. G. Arjuno (source: wikipedia) Sebagai catatan, mendaki Gunung Arjuno tidak cukup hanya modal fisik dan semangat saja. Mental me